Nama : Ade Regga T.M.
NPM : 202 10 120
Kelas : 3EB 20
A.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang
yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal
yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
I. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering
diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara
optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
1.
Pengangguran Terselubung (Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
2.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran
berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu
:
a.
Pengangguran konjungtural (Cycle
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.
Pengangguran struktural (Struktural
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
c.
Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi
kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin
f.
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
II.
SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pengganguran adalah sebagai
berikut:
1.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan
Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila
jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan
tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama
atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak
terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan
yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4.
Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia
5.
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah
mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya
dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu
negara ke negara lainnya.
III. DAMPAK-DAMPAK
PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran
terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap
dua aspek ekonomi , yaitu:
a.
Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada
dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar
stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini
terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran
bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
§ Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang.
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian me-nurun sehingga
pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus
dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
§ Pengangguran
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
b.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya
dan Masyarakat
Berikut
ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya
dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§ Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
§ Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
§ Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
IV. KEBIJAKAN
– KEBIJAKAN PENGANGGURAN
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
v Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan
sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4.
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
v Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya
2.
Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang
industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3.
Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4.
Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga
kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti
pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru
dari kalangan swasta.
v Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi
dengan cara :
1.
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di
sector lain, dan
2.
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v Cara
mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini
adalah :
1.
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan
jasa, dan
2.
Meningkatkan daya beli Masyarakat.
B.
KEMISKINAN
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta
tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis
kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara
berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.
I. JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA
Besarnya
kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan
disebut kemiskinan absolut
v Kemiskinan
relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat
rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
v Kemiskinan
absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum
untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Tidak
sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor
tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta
mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
§ Tingkat
dan laju pertumbuhan output
§ Tingkat
upah neto
§ Distribusi
pendapatan
§ Kesempatan
kerja
§ Tingkat
inflasi
§ Pajak
dan subsidi
§ Investasi
§ Alokasi
serta kualitas SDA
§ Ketersediaan
fasilitas umum
§ Penggunaan
teknologi
§ Tingkat
dan jenis pendidikan
§ Kondisi
fisik dan alam
§ Politik
§ Bencana
alam
§ Peperangan
III.
KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk
menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi
dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga
pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1.
pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang
prokemiskinan
2.
Pemerintahan yang baik (good governance)
3.
Pembangunan sosial
Untuk
mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang
sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
a. Intervensi
jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
b. Intervensi
jangka menengah dan panjang
o
Pembangunan sektor swasta
o
Kerjasama regional
o
APBN dan administrasi
o
Desentralisasi
o
Pendidikan dan Kesehatan
o
Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan